Jalanan ramai, orang-orang duduk dan berdiri
memegang gawai.
Aku sendiri, berpikir dan mencari, sedikit
pahala untuk diberikan kepada bidadariku.
Bertemu ibu yang menggunakan gamis biru dan
jilbab putih, mempersilahkanku masuk ke kerajaannya, memanduku agar tidak buta
warna dan kelimpungan konsumerisme dalam ruang simulacra.
Aku terbang diatas angin yang mengendap
dibawah sepatuku, masih mengenakan seragam.
Ibu-ibu tadi hampir putus asa memanduku, sebab
tak kutemukan pahala yang ku cari.
Aku melepas kebergantungan diri pada ibu itu,
terbang lagi mencari pahala, mengelilingi kerajaan, lama, hampir dua abad aku
terbang, takut bahan bahan bakar ku habis, akhirnya aku menepi, mengisi bahan
bakar, di pinggir kerajaan ada sebuah toko kelontong, segera aku isi.
Aku masuk lagi ke kerajaan, para jenderal
kerajaan berteriak menyuruhku pulang, namun aku menolak, karena pahala belum
aku temukan.
Tiba-tiba ada air mata jatuh dari langit
menembus akal dan jiwaku, aku melihat pahala berwarna peach, aku
menghampirinya dan berkata:
“Apakah kamu sedang sendiri ? bagaimana jika
kamu temani bidadariku ? bisakah ? temani terus ya, walau suatu saat perpisahan
melandaku dan bidadariku itu.”
Pahala itu tersenyum, memberikan ekspresi
menunggu pesan selanjutnya yang ingin aku sampaikan:
“Jadilah temannya, buat dia senang, jika
bidadariku senang, aku pun senang, namun tidak perlu sebaliknya, karena ini
bukan kalkulasi.” Ucapku menambahkan.
Pahala itu mengangguk, aku membawanya ke
ibu-ibu tadi yang sudah terlihat mengantuk, mungkin dia lelah. Aku segera
membawa pahala itu keluar dari kerajaan, pergi meninggalkan kerajaan.
Diperjalanan, hujan turun, deras bahkan badai,
hingga aku mengira akan terjadi banjir. Aku terus berjalan, selangkah demi
selangkah, karena aku manusia, bukan kangguru atau kelinci yang berjalan
langsung dengan kedua kakinya.
Esoknya, ku temui bidadariku, di perpustakaan,
ia menggunakan batik. Wajahnya indah nan cantik. Aku berikan pahala peach itu.
Tersenyum dia, tertawa dia, dan memelukku
dengan sangat erat sambil berkata:
“Terimakasih sayang, sehat-sehat untukmu, agar
bisa selalu bersamaku”
Ini di bulan november, saat itu juga bulan
November.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar