Selasa, 24 Oktober 2023. 15.41
Permisi, apakah aku di izinkan untuk menyampaikan sesuatu
? aku punya pesan untuk Bandung, pesan ini begitu penting. Tolong sampaikan kepada Bandung ya... Oh ya, hampir saja lupa, perkenalkan namaku Ramdhani, aku
biasa dipanggil Dhani. Aku hendak meminta bantuanmu melalui surat ini.
Begini, memericikkan kepala dan tangan yang hangus
terbakar panasnya Jakarta menuju udara indah nan sejuk di Bandung adalah hal
yang istimewa, tak semua dapat merasa. Bukan begitu ? namun, sebelum aku menyampaikan inti dari surat ini secara bicara lebih jauh, bagaimana
jika aku mengawalinya dengan berdoa terlebih dahulu ?
“Bismillahi ar-rahman ar-rahim, bismillahi tawakkaltu
‘alallah la hawla wa la quwwata illa billah” Aamiin”
Segera, aku hendak mengatakan satu lirik yang keluar dari
mulut Pidi Baiq:
“Dan Bandung, bagiku, bukan cuma urusan wilayah belaka
Lebih jauh dari itu, melibatkan perasaan, yang bersamaku,
ketika sunyi”
Aku akan menyanyikannya di setiap sudut Jakarta dan
menceritakan bagaimana indahnya Bandung, bagaimana pagi menyambut warga Bandung
yang selalu tersenyum, bagaimana malam singgah ke hati para pengunjung Bandung
yang disuguhi oksigen surga, serta bagaimana pagi dan malam bekerja sama
menahan perasaanku disana ? Tolong, bawa pulang perasaanku yang tertinggal
disana, apakah bisa ?, sekali lagi, tolong...
Tak semua dapat jatuh cinta di Bandung, tak semua juga dapat berperasaan di Bandung, tak semua pula dapat merelakan perasaannya tertinggal di Bandung,,, Tapi Bandung memang indah dengan sendirinya, walau tetap memerlukan dirinya untuk menambah keindahan Bandung di kelopak mataku...
Ah, aku hendak bernyanyi lagi....
“Dan Bandung, bagiku bukan cuma urusan geografis,
Lebih jauh dari itu melibatkan perasaan, yang bersamaku
ketika sunyi.”
Tentang Bandung yang menghujani tangannya saat melingkar di pinggangku. Erattt, semakin erat, hingga dagunya berada di pundakku. Bagaimana perasaanku bisa pergi dari Bandung ? Jika sering Bandung selalu berkata:
“Alangkah manis gadis ini
Bukan main elok dan ayu
Calon istriku
Matanya berbinar-binar
Alangkah indahnya”
Bandung itu kecil, karena yang besar hanya cintaku
padamu. Bandung itu menyebalkan, yang lucu itu ketika kamu usap kepalaku dengan kelembutan. Bandung
itu tidak pernah belajar perkurangan, karena Bandung tidak memiliki kekurangan.
Dan terakhir, izinkan aku mengecup Bandung melalui udara yang
engkau tarik disana. Bisakah berbagi nafas denganku ? terimakasih apabila bisa.
Hati-hati di Bandung. Oh ya, agar berhasil membawa perasaanku yang
tertinggal disana, tolong bacakan di dalam hati apabila hendak berpisah dengan
Bandung, seperti ini mantaranya:
Puji Tuhan, yang tersenyum ketika menciptakan Pasundan.
Puji Tuhan, perasaan tak terelakan, Tolong izin aku untuk
membawakan.
Puji Tuhan, Bandung memang indah, tapi sudah tidak bisa
lagi untuk di cintai, berikan cintanya pada-Ku
Bacalah sampai pipimu merah, itu tandanya jika mantra
ini sampai kepadaku. Jangan biarkan perasaanmu juga tertahan disana.
Akhirnya akan ku tutup surat ini, dengan mengutip kembali lirik dari Pidi Baiq:
“Akan Tetapi, perasaanku,
sepenuhnya ada di Bandung,
Yang Bersamaku, ketika rindu”
15.57
Bandung memang indah, akan lebih indah jika kita foto bersama dengan diiringi pemandangan
BalasHapusmenarik, semoga bandung memberkati.
Hapus