Rabu, 06 September 2023

Perihal Cantik: Dari Relativisme ke Subjektivisme


Iklim Pondok Aren hari ini agaknya memihakku, kurasa segar menghirup udaranya, tak hanya itu, sepertinya hari ini menjadi lebih istimewa dengan senyuman dari gadis cantik yang membuatku fana, gadis cantik yang meningkatkan kecerdasan emotif bagiku, dia adalah gadis yang cantik. Pasti benang pun akan kusut melihat kecantikannya, kecantikan ini murni tanpa make up, memang gadis yang cantik dan menarik.

Memang aku sepakat cantik itu relative, atau para filosof menyebutnya dengan subjektif, agaknya cantik itu memang perihal yang sangat dinilai dari subjektivitas seseorang, ini mungkin seperti dikatakan oleh Gordon Graham dalam bukunya Eight theories of ethics. Graham berpendapat bahwa apa yang disebut sebagai subjektivisme hanyalah perluasan relativisme dari level sosial menjadi level individual.

Bagiku dia cantik, tapi ada juga yang menilainya tidak, namun beberapa orang pasti akan sepakat denganku. Namun, sebagaimana dikatakan Graham, ketika kita hendak membuktikan bahwa pandangan kita tentang sesuatu itu benar, maka kita harus membuktikannya. Oleh karena itu, aku akan membuktikan bahwa dia adalah gadis yang cantik.

Hembus angin barat menerpa sekolah kebangsaan, kenapa tak di kecup saja keningnya walau tak menggunakan bibir ? ada malaikat mengangkat bibir dengan penuh tenaga agar seseorang menjadi tersenyum.

AHHHH, susah rasanya, sebab apabila masih bisa aku menarasikan kecantikannya, maka gadis itu sama dengan gadis lain, sedangkan dia tidak sama dengan yang lain, karena itu tidak bisa dan malah tidak perlu di deskripsikan.

Benara pa yang diklaim oleh Graham, terkadang sesuatu yang benar tidak mudah untuk dijelaskan, sebab taka da fakta cantik, yang ada hanyalah kulit cerah bak bulan purnama yang memesona hati dan memanjakan mata, sepertinya aku tidak perlu repot-repot healing, sebab hanya dengan menatapnya saja sudah cukup.

Kenapa tak sampaikan saja rasanya ?

Siapa yang berperasaan ?

Kenapa berperasaan ?

Bagaimana bisa berperasaan ?

Apakah ada perasaan ?

Ini kusampaikan untuk diri-ku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Goodbye Instagram: A Soul's Journey to Allah That Was Paused

    Aku sepenuhnya sudah meyakini kebenaran bahwa hakikat diriku adalah jiwaku. Jiwaku ini yang tidak sempurna berasal dari Allah. Ini ada...