Sabtu, 11 September 2021

Zakat, Antara Ketuhanan dan Kemanusiaan

 Zakat, Antara Ketuhanan dan Kemanusiaan


    Refleksi mengenai zakat sangat diperlukan, model ibadah jenis sosial ini merupakan sebuah bentuk kemanusiaan dan ketuhanan, di satu sisi zakat merupakan rukun ketiga dalam rukun islam, jadi jika seseorang menunaikan zakatnya maka ia telah menunaikan kewajibannya -kira-kira seperti itu sederhananya jika kita melihat zakat sebagai bentuk ketuhanan- sebagai seorang muslim.

    Lalu, jika kita melihat kedalam sudut-sudut pedesaan maupun perkotaan, kita pasti akan menemukan individu atau keluarga yang dilanda kemiskinan-walaupun ia adalah muslim dan tinggal di daerah yang penuh dengan orang muslim- sebegitu miskinnya, bahkan bisa dikatakan fakir yakni orang yang tidak memiliki harta dan tidak memiliki pekerjaan yang mencukupi kebutuhan hari-harinya, jadi, buktinya walaupun zakat itu sebagai solusi atas kemiskinan umat, namun pada kenyatannya-misalkan Indonesia yang penuh dengan muslim- angka kemiskinan dari umat muslim itu sendiri terus meningkat, hal semacam ini tidak bisa kita salahkan pada zakat itu sendiri, karena awalnya zakat adalah bentuk penunaian rukun islam yang ketiga.

    Maka, dapat dipastikan yang salah adalah pengelolanya, atau manusianya, kurangnya pengetahuan mengenai literatur zakat itu sendiri dapat menyebabkan pengelola zakat tidak bisa secara maksimal mengentaskan kemiskinan itu sendiri, karena zakat tidak bebas nilai artinya jika ada kekurangan dalam pemanfaatan atau pendayagunaan zakat maka yang salah adalah manusianya bukan zakat itu sendiri, pembahasan ini lebih lanjut dalam buku Humanisme ZIS : Risalah 700 Umat Terberdayakan, sebuah buku yang saya susun beserta kawan-kawan LAZIS Manajemen Dakwah, dan saya sendiri mencoba untuk memperluas literatur zakat itu sendiri dengan membuat sebuah istilah baru yakni zatmatics, sehingga zakat tidak lagi dipandang sebagai sebuah bentuk ibadah belaka.

    Tulisan ini, singkat saja, saya hanya ingin memantik kawan-kawan agar mau memajukan sebuah ilmu pengetahuan terutama yang masuk kedalam kategori ilmu-ilmu keislaman. Jadi zakat itu dapat dikatakan sebagai bentuk kemanusiaan dan bentuk ketuhanan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Goodbye Instagram: A Soul's Journey to Allah That Was Paused

    Aku sepenuhnya sudah meyakini kebenaran bahwa hakikat diriku adalah jiwaku. Jiwaku ini yang tidak sempurna berasal dari Allah. Ini ada...